Dominasi Pemilih Terbanyak Pada Pemilu 2024, Ganjar Creasi Gaet Milenial dan Gen Z Dalam Diskusi Ilmiah

SURABAYA,(KabarJawaTimur.com)- Pemilu sebagai pesta demokrasi selalu jadi pembahasan menarik di berbagai ruang diskusi, begitu dinamisnya perkembangan politik membuatnya tak pernah basi meski dibahas di warung kopi.

Seperti halnya yang dilakukan Generasi Alumni Muda Universitas Brawijaya (UB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Airlangga (Unair) yang tergabung dalam sukarelawan Ganjar Creasi (G-Creasi) menggelar diskusi ilmiah jejak pemuda dalam rangka menyambut pemilu 2024.

Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan di Warkop Bukan Hanya Kopi, Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/11/23).

Diskusi ilmiah jejak pemuda dalam rangka menyambut pemilu 2024 ini dimentori oleh Axel John Calfari mahasiswa dari Malang.

Koordinator Wilayah G-Creasi Surabaya, Afrim Rifky Ariel mengungkapkan esensi diskusi ilmiah ini sebagai upaya mendorong partisipasi anak-anak muda agar tidak apatis, dan memanfaatkan hak pilihnya untuk membangun bangsa lewat pesta demokrasi 2024.

“Saya melihat semakin dekatnya hari untuk kita akan mencoblos capres dan cawapres, saya ingin tau nih kesiapan anak muda untuk menangani, untuk melihat bagaimana sosok calon presiden dan calon wakil presiden yang akan dipilih itu baik ya menurut mereka itu seperti apa begitu,” jelas Afrim.

Generasi milenial dan gen Z atau pemilih pemula memang menjadi komponen pemilih mendominasi pada pemilu 2024.

Berdasarkan data rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Dari angka itu, ada 33,60 persen atau 66.822.389 berasal dari generasi milenial.

Sedangkan pemilih dari Gen Z adalah sebanyak 46.800.161 pemilih atau 22,85 persen dari total DPT Pemilu 2024. Dengan begitu, kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45 persen dari total keseluruhan pemilih.

Namun, generasi muda di tengah arus distrupsi teknologi informasi memiliki tantangan yang semakin berat. Adopsi teknologi dan digitalisasi konten atau informasi terkait pasangan calon presiden- wakil presiden, legislatif, dan eksekutif daerah perlu memiliki proteksi diri agar tidak terkena hoaks.

“Harapan saya pastinya pemuda di Indonesia ini bisa memilih calon presiden yang memang menurut mereka itu bener-bener punya potensi untuk memimpin bangsa Indonesia ini,” kata dia.(*)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *