Keluarga Korban Buliying Siswa MPLS SMP Blitar Menolak Permasalahan Secara Damai

BLITAR,(Kabarjawatimur.com)-
Kasus perundungan yang terjadi di SMP Negeri 3 Doko, Kabupaten Blitar, rupanya bukan kali pertama dialami oleh korban. Hal ini diungkapkan langsung oleh Karlan, kakek korban, yang sehari-hari tinggal bersama cucunya di rumah. Ia mengaku perundungan yang terekam video dan viral di media sosial itu merupakan kejadian ketiga yang menimpa cucunya.

“Masih masuk sekolah kok sudah tiga kali anak itu digitukan. Sebelum yang viral itu, juga sudah pernah. Saya sempat dibilangin anaknya, tapi dia tidak berani ngomong ke orang tuanya. Baru yang terakhir ini dia cerita ke saya,” jelasnya, Selasa (22/7/2025).

Karlan mengaku tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi dalam dua kejadian sebelumnya. Namun yang terakhir, menurutnya, tak bisa disangkal karena ada bukti rekaman video. Pihak keluarga pun merasa kecewa dan menolak menyelesaikan masalah ini secara damai.

“Ya kami maunya dilanjutkan (secara hukum), karena kondisinya seperti itu. Yang dikeluhkan anak itu badannya sakit, mulai dari perut ke atas. Sudah divisum. Gurunya juga sudah ke sini, termasuk orang tua pelaku,” tuturnya.

Meskipun mengalami trauma fisik dan psikis, korban masih masuk sekolah seperti biasa pada hari ini, didampingi oleh orang tuanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Adi Andaka membenarkan bahwa aksi perundungan itu terjadi di lingkungan SMP Negeri 3 Doko. Dalam video yang beredar, korban yang masih duduk di bangku kelas 1 tampak dipukuli secara bergantian oleh teman-teman sebayanya.

Menanggapi kejadian ini, Adi mengatakan pihak sekolah bersama dinas telah memfasilitasi mediasi antara keluarga korban dan pihak pelaku.

“Ada dua hal yang diminta keluarga korban. Pertama, mereka minta jaminan keamanan bagi anaknya, baik di dalam maupun di luar sekolah. Kedua, mereka minta anak-anak pelaku, terutama yang melakukan pemukulan, dibina langsung oleh Babinsa,” jelas Adi Andaka.

Meski sudah ada mediasi, keluarga korban tetap berharap agar kasus ini ditindaklanjuti secara serius demi memberikan rasa keadilan dan mencegah terulangnya kejadian serupa. Pihak kepolisian pun diketahui sudah melakukan visum terhadap korban dan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.(*/D)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *