Komisi A Minta Pemkot Surabaya Maksimalkan Mitigasi Bencana

SURABAYA (KABARJAWATIMUR.COM) Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya meminta agar Pemerintah Kota Surabaya memaksimalkan mitigasi bencana. Hal itu diperlukan agar anomali cuaca ekstrim bisa diantisipasi dampaknya.

Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko mengatakannPemkot Surabaya perlu memaksimallan dannmemperketat mitigasi bencana menjelang puncak musim hujan November–Desember. Sebab dua bulan itu selain hujan juga diperkirakan terjadibanomali cuaca ekstrem.

Menurut politisi Partai Gerindra ini, kesiapsiagaan tidak boleh hanya bertumpu pada BPBD di tingkat kota, tetapi harus diperkuat sampai kecamatan hingga kelurahan.

“Anomali cuaca tahun ini membuat pola hujan tidak stabil. Karena itu mitigasi harus ketat,” katanya.

Politisi Gerindra yang akrab disapa Cak Yebe ini menambahkan intensitas hujan yang tidak menentu, ditambah potensi angin kencang, yang berpotensi pohon tumbang, menuntut perangkat wilayah meningkatkan patroli dan pemetaan titik rawan.

Untuk itu pihaknya meminta agar lurah dan camat harus memastikan seluruh saluran lingkungan bersih agar gangguan air bisa diminimalkan sejak awal.

“Respons awal itu sangat menentukan, terutama pada menit-menit pertama ketika hujan ekstrem turun,” tambahnya.

Pihaknya juga menilai perlunya memastikan peralatan mitigasi tersedia di setiap kelurahan. Seperti pompa portabel, gergaji mesin, lampu darurat hingga pelampung harus siap sedia agar tidak menunggu bantuan turun dari BPBD.

“Kelurahan harus punya peralatan dasar untuk menangani kejadian awal sebelum bantuan besar datang,” Tegasnya.

Pemkot Surabaya juga dinilai perlu memberi edukasi masif kepada warga melalui RT/RW. Tujuannya agar masyarakat bisa memahami langkah aman saat hujan lebat, lokasi titik kumpul, serta cara melapor melalui Command Center 112.

Cak Yebe juga menekankan pentingnya perhatian terhadap kondisi Command Center Surabaya yang mengalami kendala teknis. Sebanyak ada 31 TV monitor yang mengcover 124 titik CCTV dilaporkan mati, sehingga ruang kendali kehilangan kemampuan memantau berbagai lokasi vital kota secara real time.

“Operator Command Center membutuhkan visual penuh untuk mendeteksi banjir mendadak, pohon tumbang, hingga gangguan lalu lintas.
Monitor yang mati itu harus segera diganti. Operator Command Center perlu melihat seluruh titik vital supaya BPBD bisa cepat antisipasi ketika situasi darurat terjadi,” tegasnya.

Komisi A memastikan akan memanggil dinas terkait untuk mengevaluasi kesiapan peralatan mitigasi, termasuk perbaikan Command Center. Pihaknya berharap seluruh perangkat dapat sigap sebelum puncak musim hujan benar-benar tiba.

“Semua perangkat, termasuk Command Center, harus bekerja 100 persen karena keselamatan warga adalah prioritas utama,” pungkasnya. (KJT)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *