GRESIK, (Kabarjawatimur.com) – Di saat wilayah Gresik Selatan dilanda banjir selama tiga hari berturut-turut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik malah menggelar konser Denny Caknan di halaman Kantor Bupati, pada Jumat (14/11/2025) malam.
Kegiatan hiburan ini rupanya menuai sorotan dan kritik dari sejumlah kalangan. Bahkan Pemkab Gresik dinilai tidak peka dengan kondisi bencana yang menimpa warganya.
Diketahui, konser tersebut bagian dari rangkaian Pagelaran Seni dan Olahraga (Seniora) yang diselenggarakan Disparekrafbudpora Kabupaten Gresik dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Namun, bagi warga terdampak banjir, pesta musik itu terasa seperti tamparan di tengah krisis.
Salah satu warga Gresik Selatan berinisial VA menyebut, acara tersebut bertolak belakang dengan klaim efisiensi anggaran yang selama ini digaungkan Pemkab.
“Kabeh jarene pusing anggaran dikepras, tapi nekakno Denny Caknan iso? Nang kene warga sambat banjir gak surut, seng kono uforia joget Kudu tak tangisi ae Gresikku,” ujarnya dengan nada kecewa, Sabtu (15/11/2025).
Kritik lebih keras datang dari SYI, warga lain yang kesal melihat respons pemerintah daerah yang dinilai tidak serius menangani banjir.
“Sakit hati lihat bupati dan jajaran yang bebal. Janjinya mengatasi banjir cuma omong kosong doang. Istilah kami, bladus,” tegasnya.
Menurutnya, konser besar-besaran lengkap dengan panggung megah, ribuan porsi kuliner, pembagian damar kurung, flashmob, hingga doorprize, menunjukkan pemerintah daerah lebih sibuk menjaga citra ketimbang bekerja mengatasi bencana tahunan tersebut.
Di sisi lain, dalam sambutannya yang disiarkan langsung di live streaming akun youtube Suara Gresik, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyebut konser ini sebagai bentuk apresiasi kepada Maestro Damar Kurung, Mbah Masmundari.
“Malam ini kita memberikan apresiasi kepada seniman nasional yang telah membawa nama baik Gresik,” ujarnya.
Ia bahkan sempat berkelakar,“Saya kira masyarakat menunggu Denny Caknan, bukan pak bupati,”kelakarnya.
Namun kelakar itu justru dianggap warga sebagai bentuk ketidakpekaan di tengah ratusan keluarga yang masih mengungsi dan berjibaku dengan air yang belum surut.
Di saat konser berlangsung, laporan BPBD Gresik menunjukkan banjir di wilayah selatan semakin meluas hingga Jumat malam. Berikut datanya :
Di Kecamatan Benjeng, Tanggul Cermen jebol dua meter, kedalaman tiga meter. Terdapat sedikitnya 20 rumah terendam 10–25 cm. Lalu ada Masjid dan 100 hektare sawah ikut tergenang.
Kecamatan Menganti wilayah terdampak terparah, Perum Oma Indah terdapat ratusan rumah tergenang 5–10 cm, Desa Pranti ada 99 rumah terendam, Graha Dua Menganti genangan mencapai 20–70 cm dan 75 rumah kemasukan air sehingga ada 4 warga mengungsi. Untuk wilayah Desa Beton dan Bibis, total lebih dari 150 rumah terdampak dengan ketinggian hingga 30 cm, sekolah ikut terendam.
Kecamatan Kedamean, tanggul jebol selebar tiga meter dan puluhan hektare lahan pertanian masih terendam.
Situasi ini membuat banyak warga mempertanyakan prioritas Pemkab Gresik yang memilih menggelar hiburan besar ketimbang mengerahkan seluruh sumber daya untuk penanganan banjir.
“Seharusnya pemerintah fokus dulu pada kondisi darurat. Bukan malah hura-hura,” kata SYI.
Reporter : Azharil Farich

