PAMEKASAN, (Kabarjawatimur.com)- Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menjalin kerja sama dengan University of Newcastle dan RMIT Australia dalam proyek penelitian strategis yang bertujuan mentransformasi sektor pertambakan garam di Madura.
Proyek ini berlokasi di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, dengan mengembangkan teknologi poligenerasi untuk mendiversifikasi produk tambak garam tradisional, dengan menghasilkan garam berkualitas tinggi, rumput laut, air bersih melalui sistem seawater reverse osmosis (SWRO), dan energi listrik dari panel surya serta teknologi organik rankine cycle.
Rektor UTM, Prof. Safi, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan mengatasi tantangan yang dihadapi petani garam, seperti perubahan iklim, fluktuasi harga, dan minimnya akses teknologi.
“Kami ingin meningkatkan kesejahteraan petani garam melalui inovasi teknologi,” ujarnya, Senin (20/01/2025).
Selain meningkatkan pendapatan petani, proyek ini juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal, termasuk melibatkan istri petani dalam pengolahan rumput laut dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Proyek ini mendapat dukungan dari pemerintah Australia dan Bappenas, memperkuat peran pendidikan tinggi dalam mendorong inovasi yang berdampak luas. “Kami berharap teknologi ini tidak hanya menyelesaikan tantangan lokal, tetapi juga menjadi inspirasi global,” imbuhnya.
Nizar Amir, tim peneliti utama proyek, menambahkan bahwa teknologi ini tidak hanya bermanfaat bagi Madura, tetapi juga berpotensi menjadi solusi global untuk masalah perubahan iklim, kekurangan air bersih, dan energi di kawasan pesisir.
“Kami ingin memastikan setiap elemen dalam proyek ini memberikan manfaat maksimal, tidak hanya bagi petani garam tetapi juga komunitas sekitarnya,” pungkasnya.
Reporter: Rusdi