Tradisi Sedekah Dusun Desa Lemahbangkulon yang Masih Lestari saat Lebaran 7 Hari

BANYUWANGI – Warga Dusun Sukorejo, Desa Lemahbangkulon, Kecamatan Singojuruh mempunyai tradisi unik saat perayaan hari lebaran tujuh hari (lebaran kupat).

Warga menggelar tradisi sedekah dusun dengan menyantap nasi tumpeng pecel pitik bersama-sama di balai dusun, Ahad (6/4/2025)

Selamatan sedekah dusun itu dilakukan rutin setiap setahun sekali tepat hari ke tujuh dibulan syawal. Tradisi itu dimulai dengan khataman Al-Quran yang dilaksanakan di Balai Dusun setempat.

Selanjutnya, pada siang hari usai khataman Al-Quran dilaksanakan puluhan warga, pemuda, tokoh masyarakat langsung berkumpul di balai dusun menyantap hidangan nasi tumpeng pecel pitik bersama-sama.

Kepala Dusun Sukorejo, Supriyadi mengatakan, tradisi sedekah dusun itu sudah dilaksanakan turun temurun sejak nenek moyang mereka. Hanya saja, kini acara tersebut lebih sederhana.

“Masakan nasi tumpeng semua sukarela dari warga,” katanya.

Maksud dilaksanakanya sedekah Dusun itu, kata Supriyadi tak lain adalah mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada masyarakat selama ini.

“Semoga Dusun dan Desa kami dijauhkan dari segala bentuk musibah, bencana dan masyarakat diberikan keberkahan, kesehatan dan keselamatan,” jelas mantan Ketua PAC GP Ansor, Kecamatan Singojuruh ini.

Jayusman, 50 tokoh masyarakat setempat mengaku rutin ikut dalam selametan sedekah dusun tersebut. Selain berharap berkah dari pelaksanaan khataman Al-Quran.

Melalui sedekah dusun itu juga bisa mempererat kerukunan, dan kebersamaan antar warga dengan menyantap nasi tumpeng bareng-bareng.

Sore hari menjelang matahari terbenam, ritual tradisi masyarakat setempat dilanjutkan dengan ider bumi, yakni seluruh warga berjalan kaki mengelilingi dusun sambil membaca istighfar secara bersama-sama. Anak-anak pun ikut dalam tradisi itu dengan mambawa obor.

Uniknya, di empat penjuru dusun, warga serempak berhenti dan mengumandangkan adzan secara bersama-sama.

“Usai ider bumi baru kembali ke balai dusun dan berdo’a bersama,” jelas Ketua BPD Lemahbangkulon ini.

Sementara itu, Kepala Desa Lemahbangkulon, Subandiyo menambahkan, tradisi tahunan itu merupakan bentuk syukur masyarakat yang telah diberikan kesehatan, keselamatan selama setahun.

Dia juga meminta masyarakat tetap kompak, rukun dan bersatu untuk bersama-sama membangun dusun, dan desa.

“Kalau semua masyarakat kompak, rukun dan bersatu maka akan lebih mudah membangun daerah ini,” katanya.

Melalui sedekah dusun, masyarakat juga berdo’a dan berharap agar warga Dusun Sukorejo, Desa Lemahbangkulon senantiasa diberkahi keselamatan, keamanan, dan masyarakatnya diberikan sejahtera.

“Semoga perantau yang mudik lebaran dan kembali balik ke perantauan untuk kembali bekerja diberikan keselamatan dan keberkahan. Sehingga bisa kembali pulang saat lebaran tahun depan dengan membawa rezeki untuk membangun tanah kelahiran, kampung halaman tercinta,” pungkasnya. ***

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *