Lembaga riset Academic and Social Studies (ACCESS) merilis hasil survei bertajuk Evaluasi 100 Hari Kinerja Bupati dan Wakil Bupati se-Madura pada 25 Juni 2025.
Survei ini menggambarkan persepsi pemuda Madura berusia 17–30 tahun terhadap kinerja awal kepala daerah di empat kabupaten di Madura, salah satunya Bangkalan.
Dengan melibatkan 453 responden, temuan survei menunjukkan bahwa meski ekspektasi terhadap kepemimpinan baru tergolong tinggi, realitas di lapangan masih jauh dari memuaskan. Sejumlah sektor strategis seperti pelayanan publik, infrastruktur, ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga pertanian dinilai belum mengalami kemajuan signifikan.
Bangkalan: Potret Ketertinggalan dan Kepercayaan yang Terkikis
Dari keempat kabupaten, Bangkalan mencatatkan hasil evaluasi paling negatif. Terdapat delapan isu krusial yang mendapat sorotan tajam dari responden, mencerminkan problem struktural dan lemahnya respons kepemimpinan lokal.
Bangkalan mencatat performa terburuk dengan 8 isu yang mendapat evaluasi kurang positif:
- Keamanan: 40,6% menilai buruk
- Penegakan Hukum: 33,0% menilai buruk hingga sedang
- Pelaksanaan Demokrasi: 35,8% kurang puas
- Kinerja Bupati dan Wakil Bupati: 41,5% kurang puas
- Infrastruktur Pertanian: 36,8% kurang mendukung
- Fasilitas Sekolah: 36,8% kurang memadai
- Akses Pendidikan: 46,2% kurang mendukung
- Tenaga Medis: 44,3% kurang memadai
Kondisi keamanan di Bangkalan menjadi perhatian serius dimana empat dari sepuluh warga (40,6%) menilai situasi keamanan dalam kondisi buruk. Hal ini sejalan dengan penilaian terhadap penegakan hukum dimana sepertiga warga (33,0%) menganggap kondisi hukum masih buruk hingga sedang. Dalam aspek demokrasi, lebih dari sepertiga responden (35,8%) menyatakan kurang puas terhadap pelaksanaan demokrasi di daerah mereka.
Penilaian terhadap kinerja kepemimpinan menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan, dimana 41,5% warga Bangkalan menyatakan kurang puas terhadap kinerja Bupati dan Wakil Bupati dalam 100 hari pertama. Sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal juga mendapat sorotan, dengan 36,8% responden menilai infrastruktur pertanian kurang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat.
Bidang pendidikan menjadi isu paling kritis di Bangkalan, dimana hampir setengah responden (46,2%) menilai akses pendidikan kurang mendukung, disertai dengan 36,8% yang menganggap fasilitas sekolah kurang memadai. Sementara itu, sektor kesehatan juga menjadi perhatian utama dengan 44,3% warga menilai tenaga medis yang tersedia kurang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat.