BANGKALAN– Pelayanan kesehatan di Puskemas Blega Kabupaten Bangkalan kembali menulai masalah. Pasien yang hendak berobat dengan rawat inap (opname) dibuat kesal, sebab kamar untuk pasien dibilang full.
Padahal setelah keluarga pasien mengecek masih banyak ruang rawat inap yang kosong. Keluarga pasien menilai pelayanan Puskesmas Blega sangat buruk, bahkan menduga kamar inap di puskesmas tersebut diperjual belikan.
Menurut mereka kejadian itu bukan kali ini saja, Senin (15/04/2024). Namun berulang kali ketika banyak masyarakat yang ditolak ketika hendak opname. Alasannya, kamar full pasien. Padahal masih banyak kamar kosong tanpa ditempati oleh pasien.
Kejadian ini dialami Sulistyaningsih, warga Desa Alasrajah Kecamatan Blega itu mengaku anaknya ditolak ketika hendak opname. “Kalau opname kamarnya full,” ucapnya menirukan perawat diruang UGD puskesmas.
Anehnya, setelah dikroscek ke beberapa ruangan, masih ada 3 kamar yang kosong tanpa pasien. Sontak penolakan itu membuat geram keluarga pasien.
“Prosedur menempati kamar inap itu seperti apa. Kalau memang khusus untuk pasien umum harusnya diinformasikan ketika pasien masuk ke UGD,” kesal keluarga pasien.
Umpatan pelayanan tak manusiawi itu terus dilontarkan oleh keluarga pasien. “Bukan kali ini saja pelayanan seperti ini. Kalau tidak ada orang dalam langsung dibilang kamar full,” ucap Sugianto yang juga keluarga pasien.
Pria asli Blega itu mengungkapkan, dirinya kerap menerima ungkapan kamar full ketika hendak opname. “Namun ketika bilang mendaftar umum, nanti bilang suruh tunggu. Padahal kamar masih ada,” katanya.
Sugianto menyayangkan pelayanan Puskesmas Blega. Menurutnya, sejak Bangkalan menerapkan layanan UHC tidak ada alasan bagi Puskesmas tebang pilih kategori pasien. “Terus kalau semua kamar untuk pasien yang umum, lalu dimana letak pasien yang menggunakan UHC,” kesalnya.
Kepala Puskesmas Blega drg. Fitri mengatakan bahwa pihaknya sudah minta klarifikasi kepada petugas UGD dan juga sudah bertemu dengan pihak keluarga pasien.
“Saya memang ada di puskesmas, cuman saya tidak tahu kejadiannya. Saya sudah minta klarifikasi ke petugas dan juga ketemu dengan keluarga pasien dan pembuat video juga, ternyata hanya mis komunikasi,” ungkapnya.
drg. Fitri enggan menanggapi perihal kamar rawat inap full untuk pasien yang hendak opname. “Apa mungkin nanti langsung ke ibu Kadinkes (kepala dinas kesehatan) saja ya, biar satu pintu. Yang jelas kalau dari saya sudah selesai dengan pihak keluarga pasien, sudah minta maaf, semua hanya mis komunikasi, semua sudah selesai,” ujarnya.
Reporter: Rusdi