Bojonegoro, (kabarjawatimur.com) – Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menggelar uji kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bidang Tour Management tahun 2024. Kegiatan ini bertujuan menciptakan SDM unggul, tangguh dan mampu bersaing di dunia industri pariwisata. Uji kompetensi tersebur diselenggarakan di Griya MCM Hotel Wisata Jl. Pemuda Timur No. 5A Bojonegoro, Rabu (22/05/2024).
Kepala Bidang Pariwisata, Disbudpar Bojonegoro Nurlina menyampaikan uji kompetensi SDM bidang Tour Management ini untuk meningkatkan kapasitas SDM melalui kompetensi para pelaku wisata di bidang tour management. Kegiatan ini juga bertujuan mewujudkan kondisi simbiosis mutualisme antara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dengan para pelaku usaha jasa industri pariwisata yang ada di Kabupaten Bojonegoro.
“Dan yang terpenting adalah memberikan fasilitasi legalitas berupa sertifikasi kemampuan atau kecakapan khususnya tentang Tour Management dengan tanpa biaya,” ucapnya.
Lebih lanjut Nurlina menjelaskan bahwa para peserta uji kompetensi terdiri dari pelaku usaha jasa pariwisata biro perjalanan wisata, perwakilan guru SMK jurusan pariwisata, perwakilan Kange Yune, dan unsur dari mahasiswa/akademisi. Mereka mendapat materi tentang Sertifikasi Kompetensi Bidang Perjalanan Wisata yaitu Tour Management yang terdiri Tour Leader, Tour Guide, Tour Operation.
Dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro Nurul Azizah menambahkan saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bojonegoro adalah 71, 58 yang dilihat dari sisi kesehatan, pendidikan dan daya beli. Jika dilihat dari sisi kesehatan angka harapan hidup penduduk Bojonegoro dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan.
“Tahun 2023 angka harapan hidup penduduk Bojonegoro yang laki-laki 72 tahun dan perempuan 74 tahun,” tuturnya.
Sekda Nurul Azizah juga mengatakan bahwa naiknya harapan hidup ini tentu diperoleh dengan berbagai usaha. Salah satunya dengan manajemen stres, yang solusinya dengan wisata. Sedang dilihat dari segi pendidikan Bojonegoro, angka lama sekolah mengalami peningkatan yang dulu rata-rata lulus SMP kelas 1 sedangkan saat ini rata-rata SMP kelas 3.
“Target kita adalah minimal lulus SMA,” katanya.
Sedang dari sektor daya beli masyarakat Bojonegoro, jika dulu dalam satu tahun tidak ada Rp 10 juta, kini lebih dari Rp 10 juta. “Inilah yang menjadi pemikiran bahwa IPM Bojonegoro harus ditingkatkan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Aziz.