Pembongkaran Makam di ABR Gresik Menuai Polemik, Masih Banyak Peziarah Datang

GRESIK, (Kabarjawatimur.com) – Pembongkaran makam yang diyakini keramat sebagai makam Syakh Mohammad Nur Alamsyah di kawasan Tlogo Dowo sekitar Perumahan Alam Bukit Raya ( ABR), Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik masih menuai polemik.

Meski sudah dibongkar, para peziarah masih berdatangan dan mengelar istighosah rutinan di sekitar puing-puing makam Syakh Mohammad Nur Alamsyah. Tak hanya peziarah dari Jawa Timur, namun ada pula yang datang dari Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Dengan gelaran alas tikar, mereka melakukan doa bersama dengan peralatan seadanya. Untuk penerangan, jamaah istighosah manarik kabel dari rumah warga ABR yang berdekatan dengan makam.

“Seperti biasanya, istighotsah dipimpin Kiai Mahfud,” ucap Suryadi salah satu jemaah.

Menurut Suryadi, sejak kecil Kiai Mahfud tak bisa melihat. Ia tinggal di sekitar makam Syakh Mohammad Nur Alamsyah.

“Kiai Mahfud ini meski tak bisa melihat tapi beliaunya bisa merasakan keberadaan Makam Mbah Syakh Mohammad Nur Alamsyah,” pungkas Suryadi.

Pembongkaran makam ini juga mendapat tanggapan dari Much Toha, seorang sejarawan. Dia pun menyesalkan pembongkaran makam yang menurutnya dilakukan tergesa-gesa.

Toha lantas mencontohkan kasus rencana pembongkaran makam di depan Masjid Nurul Jannah Petrokimia Gresik, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Gresik.

Selama ini warga Kelurahan Ngipik, Kecamatan Gresik, mengenal makam tersebut sebagai Makam Raden Supeno, yang merupakan salah satu sesepuh tokoh masyarakat dan panutan warga.

“Saat akan dibongkar waktu itu, warga Ngipik marah. Ramai. Akhirnya makam tidak jadi dibongkar,” ungkap Toha.

Sejarawan asli Gresik ini, akan menelusuri keberadaan makam yang diyakini sebagai makam Syakh Mohammad Nur Alamsyah.

Reporter : Azharil Farich

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *