MMA Porprov Jatim Ricuh, KONI Bangkalan Layangkan Protes

BANGKALAN, (Kabarjawatimur.com) – Aroma ketidakadilan menyelimuti cabang olahraga IBCA MMA dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Jawa Timur IX tahun 2025.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bangkalan resmi melayangkan surat protes keras kepada Panitia Besar PORPROV IX menyusul insiden kontroversial dalam laga kelas 56,7 kg putri antara atlet Bangkalan dan Kota Malang.

Dalam surat bernomor 022/KONI.BKL/VI/2025, KONI Bangkalan menilai wasit telah membuat keputusan keliru yang merugikan atlet mereka, Sheril Irmaulia Cantika. Pertandingan dinyatakan selesai saat Sheril belum dalam kondisi Knock Out, sebuah keputusan yang dinilai terburu-buru dan tidak objektif.

Tak hanya itu, KONI Bangkalan juga menyoroti sejumlah pelanggaran serius yang dilakukan tim Kota Malang. Di antaranya adalah pukulan dari belakang oleh atlet Malang dan masuknya official ke area pertandingan sebelum laga usai—dua tindakan yang secara tegas melanggar aturan IBCA MMA.

“Selain wasit tidak cermat, official Kota Malang juga bersikap tidak sportif, bahkan memprovokasi dan berdebat langsung dengan wasit. Ini mencederai nilai sportivitas dan semangat fair play yang seharusnya dijunjung tinggi dalam ajang sebesar ini,” ujar Ketua KONI Bangkalan, Moch Fauzan Ja’far, Selasa (24/06/2025).

Fauzan menegaskan bahwa protes ini bukan semata karena hasil pertandingan, melainkan demi menjaga integritas dan kredibilitas PORPROV Jatim sebagai pesta olahraga tertinggi tingkat provinsi.

“Kami menuntut Dewan Hakim dan PB PORPROV meninjau ulang hasil pertandingan, menjatuhkan sanksi tegas kepada pihak Kota Malang, dan mengevaluasi total sistem pengawasan pertandingan,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa insiden ini berpotensi merusak reputasi Porprov Jatim jika tidak segera disikapi dengan profesional dan adil.

“Kami tidak akan tinggal diam. Ini bukan hanya soal Bangkalan, tapi soal keadilan bagi seluruh atlet yang bertanding dengan semangat juang dan sportivitas tinggi,” pungkas Fauzan.

Situasi ini kini menjadi sorotan publik dan komunitas olahraga, yang menanti langkah tegas dari panitia penyelenggara dalam menjaga marwah dan kredibilitas kompetisi.

Reporter: Rusdi

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *