SURABAYA (KABARJAWATIMUR.COM) – Kota Surabaya saat ini sudah mendapatkan predikat Kota Layak Anak Dunia. Atas predikat itu, Komisi D DPRD Surabaya berharap jangan ada kekerasan terhadap anak.
Sayangnya, saat ini masih saja terjadi kekerasan pada anak, termasuk di lingkungan dunia pendidikan. Atas kejadian ini Komisi D DPRD Surabaya, akan memanggil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya dan Dinas Pendidikan (Dispendik).
“Dalam sebulan terakhir ini banyak kasus kekerasan pada anak. Mulai dari pelecehan seksual hingga kekerasan yang berakibat sangat fatal. Bahkan kekerasan ada yang terjadi di lingkungan pendidikan,” kata Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah, Kamis (9/3/2023).
Seperti diketahui, pada Selasa (7/3/2023), telah terjadi pengeroyokan terhadap siswa kelas 9 SMPN 11 Surabaya. Akibatnya, anak berinisial MDDS ini harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami patah tulang tangan sebelah kiri, setelah dikeroyok belasan pelajar SMP dan SMA.
Sepekan sebelumnya, juga terjadi kekerasan pada anak di Rumah Aman milik Pemkot Surabaya. Diduga pelakunya adalah oknum petugas Linmas yang berjaga di rumah tersebut.
“Kita bersyukur karena masyarakat saat ini sudah berani angkat bicara mengenai apa yang terjadi. Jadi Pemkot Surabaya harus tanggap. Jangan sampai kejadian seperti ini terus terulang,” tambah politisi PDI Perjuangan ini.
Pihaknya berharap perlunya meningkatkan peran SAS (Sekolah Arek Suroboyo) yang telah dilaunching Wali Kota Surabaya pada November 2022 lalu. Dimana SAS merupakan sekolah yang warganya memiliki komitmen meningkatkan mutu pendidikan, melalui upaya menciptakan ekosistem lingkungan sekolah aman, rekreatif, edukatif, dan kegotong-royongan yang berbasis potensi keunggulan sekolah. Program pemkot ini sebagai upaya penguatan karakter siswa.
“Kita tidak ingin kekerasan pada anak ini terus terulang. Makanya kami akan panggil DP3APPKB membahasnya bersama. Dimana letak permasalahannya dan dicarikan solusi,” pungkasnya. (KJT)