SURABAYA (KABARJAWATIMUR.COM) Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya melakukan upaya penataan kota lama. Penataan kota lama ini terbukti mampu menarik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Komisi B DPRD Kota Surabaya mendukung upaya penataan kota ini karena dinilai bisa memajukan perekonomian Kota Surabaya termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Adanya Kota Lama membuat ekonomi UMKM berputar,” ujar anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Zuhrotul Mar’ah, Selasa (7/5/2024).
Politisi Partai Amanat Nasional Kota Surabaya ini menegaskan bahwa revitalisasi kota lama jika sudah diresmikan, maka aka nada tiga zona kota lama, yakni Eropa, Pecinan, dan Arab. Dimana ketiga kota lama ini mampu menghadirkan daya tarik baru bagi wisatawan yang semuanya punya sarat nilai sejarah.
“Gedung-gedung tua di sana harus benar-benar dimanfaatkan secara maksimal. Namun tetap berkoordinasi dengan pihak pemilik,” tambahnya.
Beberapa bangunan lama diketahui merupakan aset milik perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta. Sehingga koordinasi dengan pihak lain juga perlu dilakukan.
“Kalau bisa diajak kerja sama untuk mengembangkan UMKM,” tegasnya.
Pihaknya berharap penataan kawasan Kota Lama harus memperhatikan aspek kenyamanan pengunjung. Agar bisa menarik minat kunjungan tidak hanya cukup menghadirkan sudut pandang estetika kawasan namun juga area trotoar antar pedang dikasih jarak memberikan ruang untuk pejalan kaki.
“Pemkot, pelaku UMKM, dan warga di sana dikumpulkan untuk berdiskusi upaya meramaikan Kota Lama. Karena potensi di sana besar,” terangnya.
Seperti diketahui saat ini penataan Kota Lama tersisa 30 persen, dan sedang dilakukan konsep kabel tanam. Pemkot juga berkoordinasi dengan beberapa pihak, seperti Telkom dan PLN. Untuk kota lama Zona Eropa rencananya akan diresmikan akhir Mei 2024 atau bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 tahun. (KJT)