Kelompok Pengabdian Masyarakat 47 UTM Ikut Tangani Stunting

SUMENEP, (Kabarjawatimur.com)- Mahasiswa yang tengah mengikuti pengabdian atau kuliah kerja nyata Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ikut membantu menangani masalah stunting. Para mahasiswa mengadakan sosialisasi gerakan cegah stunting di Desa Batubellah Timur, Kecamatan Dasuk Kabupaten Sumenep.

Program ini diprakarsai mahasiswa kelompok 47 UTM dan dosen pembimbing M. Masqotul Imam Romadlani. Selain gerakan cegah stunting mereka juga melaksanakan pelayanan Posyandu berkolaborasi dengan Puskesmas Dasuk Sumenep.

Ketua kelompok pengabdian masyarakat 47 UTM, Muhammad Kurnia Sani mengatakan, petugas Puskesmas dan kader posyandu desa ikut serta dalam kegiatan ini untuk memberikan pengenalan mengenai stunting, upaya pencegahan stunting, dan bagaimana penanganannya, sehingga angka penderita stunting di desa Batubellah Timur bisa teratasi.

“Sebab tahun 2022 angka stunting di Kabupaten Sumenep berada di urutan ke-5 tertinggi di Jawa Timur dengan angka prevalensi stunting mencapai 21,6 persen,” ucapnya, Selasa 11 Juli 2023.

Kurnia Sani berharap Pemkab Sumenep gencar melakukan gerakan sosialisasi kepada masyarakat perihal cegah stunting sejak dini. “Kami berharap warga Desa Batubellah Timur yang memiliki balita maupun yang sedang hamil dapat sadar bahwa kesehatan anak sejak dini penting dan akan berdampak pada masa depan anak,” imbuhnya.

Salah satu Bidan Puskesmas Dasuk Susariyani menambahkan, gerakan cegah stunting ini secara rutin dilakukan bersamaan dengan kegiatan Posyandu. Untuk penanganan anak yang menderita stunting pihaknya memberikan asupan gizi berupa makanan dengan protein hewani yang tinggi, dan memberikan arahan kepada ibu menyusui untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi yang berusia 0-6 bulan.

“Asupan gizi sejak dini dan protein sangat penting untuk tumbuh kembang balita,” katanya.

Sementara, Dosen pembimbing lapangan, M. Masqotul Imam Romadlani, S.S., M.A., mendukung kegiatan yang telah dilakukan para mahasiswa binaanya. Dia mengatkaan bahwa kegiatan sosialisasi ini sangat positif dan akan berdampak pada masa depan anak-anak desa terutama pada masalah kesehatan anak desa Batubellah Timur.

“Kegiatan posyandu dan sosialisasi stunting ini sangat bagus, memberikan informasi tentunya kepada ibu-ibu agar dapat memberikan gizi yang cukup agar tidak sampai terjadi stunting,” tandasnya.

Reporter: Rusdi

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *