Jelang Lebaran, Pekerja Lokal Gresik Patungan Santuni Anak Yatim dan Dhuafa

GRESIK, (Kabarjawatimur.com) – Saat menjelang lebaran, para pekerja lokal asal Desa Bedanten, Kecamatan Bungah yang bekerja di kawasan KEK JIIPE Manyar Gresik memberikan santunan kepada anak yatim dan dhuafa secara patungan di desa setempat.

Para pemuda yang tergabung dalam Tim Melek Industri ini sengaja menyisihkan sebagian gaji mereka untuk menyantuni 76 anak yatim dan 125 dhuafa termasuk warga disabilitas. Bantuan ini berupa sembako dan uang tunai.

“Hasil patungan teman-teman pekerja santri, atau bisa dibilang pekerja lokal yang bekerja di JIIPE ini merupakan bentuk kepedulian kami yang sudah bekerja di perusahaan terhadap kondisi masyarakat desa yang masih membutuhkan uluran tangan,” kata Koordinator Tim Melek Industri Lestari Widodo.

Widodo bercerita, Tim Melek Industri tidak hanya mengadvokasi atau melakukan pendampingan penuh terhadap para pemuda desa untuk mencari pekerjaan. Tetapi juga memupuk jiwa sosial mereka dengan beragam aktivitas, mulai diskusi rutinan hingga aksi-aksi nyata di tengah masyarakat.

“Jadi selama ini, Tim Melek Industri tidak hanya mengadvokasi para pemuda desa untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga memupuk jiwa sosial mereka dengan saling berbagi keberkahan,” terangnya.

Menurut Widodo, terdapat sekitar 130 pemuda yang kini telah masuk dan bekerja di perusahaan. Hasil patungan yang terkumpul dari jumlah tersebut sebanyak kurang lebih 20 jutaan. “Ada juga bantuan dari PT Freeport Indonesia, tapi yang paling banyak dari hasil patungan teman-teman,” jelasnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota Komisi II DPRD Gresik, M. Syahrul Munir mengapresiasi aksi sosial santunan anak yatim dan dhuafa yang dilakukan oleh para pemuda Tim Melek Industri. Menurutnya, kegiatan ini menjadi kebanggaan tersendiri, sebab dana santunan murni berasal dari keringat para pemuda pekerja lokal.

“Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pekerja lokal tidak hanya bekerja di perusahaan, tetapi juga hadir dan peduli terhadap kondisi masyarakat sekitar,” ucapnya.

Politisi muda asal PKB yang kerap menyuarakan perusahaan harus memprioritaskan pekerja lokal itu pun mengaku terharu. Sebab baru kali ini, para pemuda desa yang menjadi pekerja menggelar aksi nyata di masyarakat, dengan pendanaan mandiri hasil keringat mereka sendiri.

“Bangga sekali, dan saya sangat mengarungi jempol. Inilah alasan mengapa sejak awal saya selalu getol menyuarakan dan memperjuangkan agar perusahaan memprioritaskan pekerja lokal. Apalagi sekarang sudah ada peraturan daerah (Perda) yang mengatur tentang kuota pekerja lokal di perusahaan,” jelasnya.

Sebagai informasi, Tim Melek Industri merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh para pemuda Desa Bedanten, salah satu dari 9 desa yang masuk ring 1 proyek Smelter PT Freeport Indonesia yang berada di KEK JIIPE. (*)

Reporter : Azharil Farich

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *