GRESIK-Ratusan warga menggelar demo di Kantor Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik buntut penyaluran beras yang tidak layak, berkutu dan berbau dari CSR PT Smelting yang dikelola pemerintah desa setempat, pada Selasa (17//2024).
Aksi demo yang didominasi oleh ibu-ibu ini mendesak agar Pemdes Roomo bertanggung jawab atas ketidaksesuaian kualitas maupun kuantitas beras yang telah disalurkan ke warga. Seperti beras dalam kondisi berkutu, berbau dan beratnya tidak sesuai dengan kemasan yang tertera.
“Ini beras kualitasnya buruk, saya ingin mengembalikannya ke desa,” ujar Atika, salah satu warga yang turut serta dalam demo tersebut.
Selain kualitas yang rendah, Atika menambahkan, berat beras yang diterima tidak sesuai dengan keterangan pada kemasan yang tertulis berat 10 kilogram.
“Saat kami timbang, beratnya hanya sekitar 8,5 hingga 9 kilogram, tidak sampai 10 kilogram seperti yang tertera,” ungkapnya.
Warga meminta transparansi dari pemerintah desa terkait pengadaan beras bantuan CSR ini. Atika berkata harga perkilogram beras seharusnya mencapai Rp 14 ribu, namun kualitasnya sangat mengecewakan.
“Kami ingin tahu siapa yang bertanggung jawab atas pengadaan ini dan berapa harga beras sebenarnya,” tegasnya.
Kepala Desa Roomo Taqwa Zainudin mengatakan, terkait kisruh penyaluran beras CSR yang tidak layak ini, pihaknya akan segera mengganti dengan beras yang lebih baik atau layak. Untuk penyalurannya akan dilakukan secara bertahap.
“Yang menangani penyaluran beras ini adalah TPK atau diurusi perangkat desa kami. Saya mohon maaf karena saya ini kades PAW (Pergantian Antar Waktu) baru menjabat 8 bulan dan baru pertama kali menangani bantuan CSR,” ungkapnya.
Zainudin menyebut, penyaluran beras CSR ini dialokasikan sebanyak 1.180 paket atau sesuai jumlah rumah di desa setempat. Paket beras itu dikemas dalam bungkus plastik seberat 10 kilogram dengan nilai Rp 13.100 perkilogram.
“Paket beras yang telah disalurkan ke warga akan kami tarik kembali, kemudian akan kami ganti dengan beras baru yang lebih layak. Hari ini sudah ada beras baru yang sudah dikirim ke balai desa,” paparnya.
Sementara itu, Camat Manyar Hendriawan Susilo mengatakan pihaknya telah melakukan mediasi masalah ini bersama pemerintah desa, ketua RT, RW, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
“Kami telah mengumpulkan seluruh perangkat desa, RT/RW dan BPD untuk memberikan klarifikasi maupun menyampaikan unek-unek terkait masalah ini,” jelasnya.
Dalam mediasi itu, Susilo berkata, pihaknya berharap persoalan semacam ini tidak terulang kembali. Oleh karena itu, dia pun meminta agar penyaluran CSR tidak berupa uang namun berupa barang dan disalurkan langsung ke warga.
“Kami akan melakukan pengawasan lebih lanjut bersama Inspektorat dan aparat penegak hukum terkait pengadaan ini. Total anggaran sebesar Rp 1 miliar telah disalurkan ke desa dan sebagian dipergunakan untuk penyaluran membeli beras,” tutupnya.
Selain Camat Manyar, hadir pula Kapolsek Manyar AKP Tatak Sutrisna, Sekretaris Inspektorat Pemkab Gresik, dan Perwakilan Koramil Manyar.
Teks foto : Warga saat menggelar demo di balai desa Roomo, Manyar, Gresik terkait kisruh penyaluran beras CSR tidak layak.
Reporter : Azharil Farich