Bojonegoro, (kabarjawatimur.com) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, melalui Dinas Pariwisata mengadakan acara ‘Jagong Gayeng’ bersama Sudjiwo Tedjo, di halaman Kecamatan Gayam, Sabtu (19/08/2023).
Jagong Gayeng bersama Agus Hari Sudjiwo Tedjo nama aslinya, yang biasa dipanggil Mbah Sudjiwo Tedjo, kali ini bertema ‘Budaya Rasa Melu Handarbeni’.
Bupati Bojonegoro Anna Mua’wanah dalam sambutannya meminta agar tamu undangan untuk tidak main handphone fokus menyimak petuah petuah dari Sudjiwo Tedjo.
“Kalau bapak ibu main handphone nanti point point tidak sampai, karena kita semua hadir disini untuk luruh ilmu, luruh pengetahuan,” ungkapnya.
Presiden Jancuker Sudjiwo Tedjo mengawali petuahnya menyampaikan, di saat dirinya lagi ngomong tidak boleh ada yang main handphone, bukan karena omongannya penting akan tetapi kalau tidak tertarik mending keluar jangan mengikuti acara Jagong Gayeng ini.
“Karena kunci bahagia itu gampang, neng kene yo nang kene, ojo neng kene tapi pikirannya kesana sana. Makanya yuk kita nunggang roso bukan nunggang pikiran,” jelasnya.
Ia juga melontarkan kata kata paradok, yakni dalam hidup itu penting untuk punya harapan, tapi disisi lain berharap juga bisa membunuh. Ia juga mengatakan, proses itu sumber penderitaan, karena orang selalu berharap hasil, tidak mau menikmati proses.
“Sehingga ketika dia mengerjakan pembangunan jalan, yang ditunggu hasilnya jalan raya selesai, ketika dia mengadakan reboisasi, yang ditunggu hasil dari reboisasi, itu kunci dari ketidakbahagiaan, padahal proses itu adalah hasil itu sendiri,” tandasnya.
Mbah Tedjo panggilan akrabnya juga menjelaskan bahwa semua hal yang wujud itu bermula dari imajinasi, seperti contoh untuk membangun jembatan, jalan serta bangunan yang lainnya pasti di imajinasikan dulu.
“Imajinasi itu sangat kuat sampai sampai setiap saya melihat bunga mawar merah selalu ingat lagunya bang haji Rhoma Irama,” kelakarnya. (*)
Reporter: Aziz.